link

Jumat, 31 Desember 2010

Mulai Dengan Muhasabah Diri


Maha suci Allah yang telah memperjalankan detik demi detik dan terus berlalu, jam dan hari meninggalkan manusia yang diselimuti kelalaian, pekan dan bulan pun melaju tak pernah berhenti, hingga usia kita berkurang dan hilang seiring dengan masuknya tahun baru.

Walaupun kita telah lupa apa yang kita kerjakan dimasa lalu, entah itu sesuatu yang baik ataupun yang buruk, namun semua itu tercatat dengan rapi dalam catatannya dua malaikat pencatat. Keduanya tak pernah lalai mengawasi gerak-gerik dan ucapan kita.

“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada disisinya malaikat pengawas yang siap mencatat“ (Q.S. Qaf:18).

Alhamdulillahirobbil’alamin, Allah masih memberikan kesempatan bertemu kembali dengan tahun baru masehi. Itu berarti kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, memperbaiki segala kesalahan dan kekhilafan kita. Sungguh Allah Maha Penyayang, disaat kita masih bermaksiat bahkan kadang diri ini mulai tergerus arus sehingga sering melalaikan perintah-Nya, Allah tidak pernah menjauh dari kita tapi kitalah yang sebenarnya menjauh dari-Nya.

Tahun 2010 sudah kita lalui, entah itu indah atau kelabu. Satu tahun sudah kita lewati, waktu yang tidak sebentar bukan? Waktu sepanjang itu adalah kesempatan untuk persiapan menuju perjalanan yang jauh… Mari kita berhenti sejenak . Berpikir dan mengingat apa saja yang telah kita lakukan di tahun kemarin. Meskipun memory kita tak mungkin bisa merekam semuanya. Moment begitu banyak, namun setidaknya masih ada sedikit hal-hal yang menjalari pikiran kita. Mari mulai merefresh ingatan kita dalam bingkaian MUHASABAH diri, Yap.. Muhasabah..

Saudaraku…
Betapa panjang rentang waktu yang harus kita lewati
Melangkahkan kaki setapak demi setapak
Menata dan menyusun amal dari waktu ke waktu
Melihat ke belakang berapa jauh jarak yang telah
ditinggalkan
Menatap ke depan jarak yang tidak dapat kita terka seberapa
jauh dan yang masih menjadi rahasia-Nya…
Sejauh dan sepanjang itulah kita berpacu dengan WAKTU
Ingatlah, waktu bagai pedang yang sangat tajam
Jika kita tidak mampu mengendalikannya, diri kitalah yang
menjadi sasarannya

Saudaraku…
Berbagai aktivitas telah mewarnai hari-hari kita
Kita telah menempuh berbagai macam ujian dalam hidup kita
Tentunya kita berusaha untuk dapat meraih yang
terbaik dan usaha kita lakukan harus selalu berada
dalam koridor aturan-Nya
Apapun hasilnya kelak, itulah CERMINAN DIRI KITA…!!!
Tak ada yang paling bertanggung jawab menentukan langkah
hidup kita ini kecuali diri kita sendiri. Baik atau buruk,
menang atau kalah, untung atau rugi dalam setiap langkah
kehidupan, kitalah yang menentukan dan Allah-lah pengatur
segalanya

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
kecuali kaum itu sendiri yang akan mengubahnya”
(Q.S. Ar Ra’du:11)
“Tiada satu tarikan nafaspun yang engkau hembuskan
Melainkan ada takdir yang dijalankan-Nya padamu,karena
Itulah tunduklah pada Allah dalam setiap keadaan.”
(Ibnu Athailah As Sukandari)

Saudaraku…
Sudah berapa lamakah kita hadir di dunia ini???
Catatan apakah yang kita torehkan ???
Kebaikan atau keburukan???
Warna apakah yang kita torehkan pada waktu-waktu kita selanjutnya???
Saudaraku…
Kita sendirilah yang kan menentukan !!!
Semoga kita mampu menorehkan kebaikan dalam sejarah
hidup kita…
Jangan biarkan waktu kita berlalu tanpa makna


(diambil dari sepenggal surat yang diberikan oleh saudariku
Etika Suryandari, sehari sebelum keberangkatanku di tanah perantauan kedua.)


Ayunkan langkah kaki
Jangan pernah kau ragu
Hadapi hari dengan penuh keyakinan
Karena masa depan penuh dengan rintangan
Halangan dan cobaan yang selalu menghadang
Tapi itu semua hanyalah
Ujian yang harus kita arungi
Untuk mendapatkan kemuliaan
Dihadapan Tuhan dengan tak lupa sebut nama-Nya
(T4, Tashiru)

Yang pasti…
Yang sudah berlalu akan diminta pertanggungjawaban
Dan yang akan datang, semoga akan menjadi lebih baik
Selamat menebar kebaikan, dimanapun kita berada…

Selasa, 28 Desember 2010

Ketika Ujung Timur menjadi Ujung Pandang


Mendengar adek2 tingkat mulai membicarakan penempatan jadi ingat satu tahun yang lalu. Pengumuman penempatan adalah hal yang sangat ditunggu di setiap penghujung akhir tahun oleh para kawulo muda lulusan STIS.

Degup-degup saat membuka sebuah file PDF yang berisi nama-nama kami dan propinsi penempatan kami adalah sebuah sensasi yang luar biasa. Apalagi formatnya membuat kami harus tahan nafas beberapa menit (Alah,, mana kuat..^_~). Sepertinya format untuk angkatan kami lebih seru untuk dilihat daripada angkatan setelahnya ya (beda sestama, beda style kali ya..) Kalau tahun ini diurutkan berdasarkan abjad nama, Nah kalau tahun kami diurutkan dari penempatan pusat, propinsi Aceh dan semakin ke timur. So kami harus memelototi tanpa kedip (Alah,, lebay lagi) mulai dari ujung barat. Nah inilah sensasi yang mendebarkan (segitunyakah???) . Kalau sampai semua propinsi di Sulawesi, namanya belum muncul, keringat dingin mulai keluar dan nafas semakin panjang-panjang, apalagi setelah memasuki propinsi Maluku dan Maluku Utara, nama belum muncul juga, ya berarti….. Yap itulah yang terjadi padaku, namaku ada diurutan nomor dua dari belakang diantara teman-teman penempatan Papua.

Dan ternyata keputusan itu belum harga mati, masih bisa berubah salah satunya dengan tukar menukar asal mau sama mau. Dan itulah yang terjadi, saat hati telah mantap akan ketetapan-Nya bahwa itulah yang terbaik yang diberikan oleh Allah pada hambanya, saat sudah banyak kakak tingkat yang kukasih tahu dan saat namaku sudah sampai Papua namun jasadku belum ikut terbang kesana, tawaran untuk tukeran itu datang. Namun,entah mengapa saat itu tidak langsung kuiyakan.

Yach,, jalan hidup memang susah ditebak, hanya Allah yang tahu seperti apa design hidup kita kedepannya. Dengan dorongan dari orang tua dan masukan sana sini akhirnya Ujung Timur itupun menjadi Ujung Pandang. Sungguh tidak ada yang menjamin akan kehidupan ditempat yang baru, hanya keberkahan dan keridhoan Allah sajalah yang kita pinta.

Terngiang nasihat seorang saudara:
“Jangan pernah lupa tentang kebijaksanaan Allah atas segala urusan kita, Kau tahu teratai harus hidup di air, Sedangkan kaktus akan mati di tempat yang penuh dengan air. Biji apel yang subur juga tidak akan tumbuh sebagaimana mestinya jika ia ditabur di gurun gersang dimana pohon kurma akan tumbuh dengan subur disana. Jika kau diciptakan sebagai biji apel, Allah tahu dimana saatnya dan tempatnya kau layak ditaburkan. Allah tidak akan menaburmu di gurun gersang tanpa air dan mematikanmu dengan sia-sia (meskipun jika kau ditabur disanapun, Allah sudah punya rencana besar untukmu).

Serahkanlah seluruh hidup dan matimu kepada Allah,sebagai pencipta grand design dunia ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang hidup dan masa depanmu. Jangan takut oleh yang selain Allah, kau tercipta sempurna satu-satunya dan tidak diciptakan sia-sia. Jangan khawatirkan apapun, Allah Maha Tahu yang terbaik untukmu.”


Dan cukuplah dengan doa :
Waqurrabbi Anzilnii Munzalan Mubarokan Waanta Khairul Munziliin (Dan berdoalah: ”Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat”).

Saat kumulai mengenalnya^^



“Ikut ngaji yuuk…” suatu hari teman sekelasku yang notabene baru aja kenal mengajaknya, Aku bertanya “Ngaji apa? Dimana? “Kalau mau, datang aja ketempat ini” jawabnya menyebut suatu tempat yang suatu saat nanti aku tahu bahwa nama itu adalah nama kontrakan milik kakak tingkat. “Haa…! Siapa yang mau ikut, misterius seperti itu. Saat itu yang ada dalam pikiranku adalah suatu aliran yang aneh-aneh. Astagfirullah… su’udhan banget memang. Ajakan seperti ini pun dulu pernah dilontarkan oleh teman baikku waktu kami masih memakai seragam putih-abu-abu, namun dengan enteng kujawab ‘males’.

Hingga suatu hari teman lain mengajak lagi, lebih terbuka, menerangkan seperti ini seperti itu. Entah dorongan dari mana, dorongan untuk menjadi yang lebih baik akhirnya aku ikut juga. Masih kuingat Ba’da magrib waktu itu aku datang ke tempat kontrakan kakak tingkat. Berkumpul 12 orang yang semuanya temanku tingkat satu. Dibuka oleh kakak tingkat, mendengarkan materi, materi yang kudapat pertama kali adalah ‘Tanda-tanda hati yang bersih’ yang didalamnya terdapat cara-cara memperbaiki diri. Wah jadi diingatkan bahwa aku juga harus memulai memperbaiki diri.Itulah Liqa perdanaku.

Seiring berjalannya waktu aku jarang absen datang LIQA , aku benar-benar lupa dengan bayangan “aneh-aneh” yang pernah menjadi penghalang meraih cahaya hidayah. Tapi ingat, Allah akan selalu menguji hambanya untuk mengetahui mana hamba-Nya yang berhasil lolos dari ujiannya dan akan naik derajatnya dihadapan Allah. Begitu juga dengan LIQAku sepertinya sedang diuji. Waktu itu karena kelompokku terlalu banyak maka kami harus dipisah. Setelah dipisah kelompokku terdiri dari lima orang yang bisa dikatakan memiliki level dibawah yang tujuh orang <’afwan hanya menurut pandanganku waktu itu aja...> Dari lima orang itu biasanya hanya 2 sampai 3 orang saja yang datang. Ujian bagiku karena setiap akan berangkat LIQA pasti ada rasa malas, paling cuma itu-itu lagi. Namun Alhamddulillah hingga kami harus ditransver dalam kelompok baru lagi , aku masih termasuk dalam dua atau tiga orang tersebut. Setelah dalam kelompok baru pun kelompokku masih under estimate kedatangannya, mungkin sering-seringnya hanya 50% yang datang. Sekali lagi aku berucap hamdalah bahwa aku masih bersama-sama yang 50% itu. Ujian memang,,

Masih teringat jelas ketika reposisi mentoring terakhir, kelompokku terdiri dari sembilan orang, yang entah karena apa sebagian dari mereka berguguran satu persatu. Ada yang karena ga suka liqa dihubung-hubungkan dengan p*l*t**, ada yang karena harus menjadi migrant ulang-alik, ada karena sibuk akademik dan sibuk-sibuk yang lainnya.. Hingga kini kami masih lima orang yang bisa dikatakan orang-orang tangguh yang selalu dipayungi oleh semangat yang menyala-nyala, meski tak menutup kemungkinan kadang angin kemalasan tak luput juga menyapa kami.

Untuk qt, Lima sekawan,
semoga keistiqamahan selalu ada pada jiwa dan hati kita dimanapun Qt akan berada sekarang ataupun nanti.
semoga kita tak pernah lupa untuk saling mengingatkan dan menasehati.

Untuk qt, Lima Sekawan,
Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu
Teruslah berlari, hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu
Teruslah berjalan, hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu
Teruslah bertahan, hingga KEFUTURAN itu FUTUR menyertaimu
Tetaplah berjaga, hingga KELESUAN itu LESU menemanimu

Alhanan, 13 Mei 2009

Rabu, 07 Juli 2010

NIKMATI SEMUA INI

Nikmati setiap langkah ketika

keluar dari pintu rumah

Nikmati setiap langkah ketika

memasuki ruang-ruang kuliah

Nikmati setiap mata kuliah

meski kadang meletihkan

…………………………………………

Nikmati setiap Syuro

meski kadang harus menahan Getir

karena sakit hati dan jalan yang berliku

Nikmati setiap Dauroh

meski harus pada persimpangan

akan rindu pada hoby yang telah menunggu

di akhir pekan…

Nikmati saat-saat Me or Di “LQ”

Nikmati setiap hipotesis

dengan Ho adalah acara akan lancar tanpa hambatan

harus di tolak dengan tingkat keyakinan 95%%

Nikmati setiap amanah

apapun itu…

Nikmati setiap kebahagiaan dalam kebersamaan

bersama-sama teman-teman seperjuangan

Nikmati setiap kepedihan dalam kesendirian

"Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah

dan cukupkanlah kesabaran itu." (ali-lmran:200)

…………………………………………….

Nikmati setiap detiknya, menitnya, jamnya,

minggunya, bulannya, tahunnya…

Ketika masih ada waktu menikmatinya

Rabu, 24 Maret 2010

Merayu Diri Agar Mencintai Al-Qur'an

1. Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah SWT? Katanya cinta kepada Allah SWT tetapi tidak merasa senang untuk berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah jika manusia mencintai manusia yang lain, ia menjadi senang jika membaca surat dari orang yang dicintainya, bahkan membacanya berulang-ulang?
Wahai diri mengapa kamu begitu berat dan enggan untuk hidup dengan wahyu Allah SWT ini? Apakah ada jaminan di sisi Allah SWT bahwa kita akan mendapat pahala gratis tanpa beramal saleh? Dengan apa lagi kamu meraih pahala Allah SWT? Dengan infak tidak mampu kecuali sedikit. Dengan jihad, belum siap. Kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi? Hiduplah bersama dengan Al-Qur’an, insyaAllah akan lahir berbagai macam amal saleh

2. Wahai jiwaku, siapa yang akan menjamin keamanan dirimu nanti saat menghadapi gentingnya suasana di akhirat? Padahal Rasulullah SAW sudah menjamin manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an bahwa Allah SWt akan memberikan keamanan saat menghadapi susuahnya di akhirat. Mulai dari sakaratul maut sampai saat melewati shirat yang akan menentukan masa depan menusia, apakah masuk surga atau neraka.

3. Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah SWt? Pemberian dan nikmat Allah SWT kepadamu sangat banyak, baik yang kamu minta atau tidak (bahkan tidak terhitung karena banyaknya). Tidakkah kamu bersyukur kepada Allah SWT dengan mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara memperbanyak membaca Al-Qur’an?

4. Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah SWT dan Rasul-Nya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama dengan Al-Qur’an? Sebenarnya untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an, kemuliaan Allah SWT dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Sebaliknya jika kamu tidak membaca Al-Qur’an apakah kemuliaan Allah SWT dan Rasul-Nya berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.

5. Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendirimu? Saat ini engkau terus menerus hidup tanpa Al-Qur’an, sementara jatah usiamu semakin berkurang, tabungan amal saleh masih sedikit, jaminan masuk surga tidak ada di tangan. Sampai saat ini engkau masih belum mampu bertilawah secara rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’an lah yang tidak mau bersama dirimu, karena begitu kotornya dirimu, sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.

6. Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabat serta para Tabi’in yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman, dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an , apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu? Jangan-jangan yang akan dikenang tentang dirimu hanyalah urusan-urusan yang negative saja. Na’udzubillah.

(17 Motivasi Berinteraksi dengan Al-Qur'an - Abdul Aziz Abdul Rauf, Al-Hafidz,Lc)

Sebuah perenungan terhadap diri…

Yang sampai sekarang belum bisa menemukan 'bahasa apa' yang dapat membangkitkan energi untuk selalu istiqamah berinteraksi dengan Al-Qur'an