link

Selasa, 28 Desember 2010

Ketika Ujung Timur menjadi Ujung Pandang


Mendengar adek2 tingkat mulai membicarakan penempatan jadi ingat satu tahun yang lalu. Pengumuman penempatan adalah hal yang sangat ditunggu di setiap penghujung akhir tahun oleh para kawulo muda lulusan STIS.

Degup-degup saat membuka sebuah file PDF yang berisi nama-nama kami dan propinsi penempatan kami adalah sebuah sensasi yang luar biasa. Apalagi formatnya membuat kami harus tahan nafas beberapa menit (Alah,, mana kuat..^_~). Sepertinya format untuk angkatan kami lebih seru untuk dilihat daripada angkatan setelahnya ya (beda sestama, beda style kali ya..) Kalau tahun ini diurutkan berdasarkan abjad nama, Nah kalau tahun kami diurutkan dari penempatan pusat, propinsi Aceh dan semakin ke timur. So kami harus memelototi tanpa kedip (Alah,, lebay lagi) mulai dari ujung barat. Nah inilah sensasi yang mendebarkan (segitunyakah???) . Kalau sampai semua propinsi di Sulawesi, namanya belum muncul, keringat dingin mulai keluar dan nafas semakin panjang-panjang, apalagi setelah memasuki propinsi Maluku dan Maluku Utara, nama belum muncul juga, ya berarti….. Yap itulah yang terjadi padaku, namaku ada diurutan nomor dua dari belakang diantara teman-teman penempatan Papua.

Dan ternyata keputusan itu belum harga mati, masih bisa berubah salah satunya dengan tukar menukar asal mau sama mau. Dan itulah yang terjadi, saat hati telah mantap akan ketetapan-Nya bahwa itulah yang terbaik yang diberikan oleh Allah pada hambanya, saat sudah banyak kakak tingkat yang kukasih tahu dan saat namaku sudah sampai Papua namun jasadku belum ikut terbang kesana, tawaran untuk tukeran itu datang. Namun,entah mengapa saat itu tidak langsung kuiyakan.

Yach,, jalan hidup memang susah ditebak, hanya Allah yang tahu seperti apa design hidup kita kedepannya. Dengan dorongan dari orang tua dan masukan sana sini akhirnya Ujung Timur itupun menjadi Ujung Pandang. Sungguh tidak ada yang menjamin akan kehidupan ditempat yang baru, hanya keberkahan dan keridhoan Allah sajalah yang kita pinta.

Terngiang nasihat seorang saudara:
“Jangan pernah lupa tentang kebijaksanaan Allah atas segala urusan kita, Kau tahu teratai harus hidup di air, Sedangkan kaktus akan mati di tempat yang penuh dengan air. Biji apel yang subur juga tidak akan tumbuh sebagaimana mestinya jika ia ditabur di gurun gersang dimana pohon kurma akan tumbuh dengan subur disana. Jika kau diciptakan sebagai biji apel, Allah tahu dimana saatnya dan tempatnya kau layak ditaburkan. Allah tidak akan menaburmu di gurun gersang tanpa air dan mematikanmu dengan sia-sia (meskipun jika kau ditabur disanapun, Allah sudah punya rencana besar untukmu).

Serahkanlah seluruh hidup dan matimu kepada Allah,sebagai pencipta grand design dunia ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang hidup dan masa depanmu. Jangan takut oleh yang selain Allah, kau tercipta sempurna satu-satunya dan tidak diciptakan sia-sia. Jangan khawatirkan apapun, Allah Maha Tahu yang terbaik untukmu.”


Dan cukuplah dengan doa :
Waqurrabbi Anzilnii Munzalan Mubarokan Waanta Khairul Munziliin (Dan berdoalah: ”Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat”).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar